KARAWANG|KUTATANDINGAN.COM |
Suasana tegang terjadi di lokasi TPS 2 Desa Rengasdengklok Utara pada pelaksanaan pemilu. Seorang saksi dari Partai Gerindra mengaku mendapat intimidasi dan ancaman dari seorang pendukung Paslon 02 bernama Bori, yang juga dikenal sebagai Tim Pemenangan dari Paslon 02. Insiden ini menyebabkan saksi tersebut akhirnya mengundurkan diri.
Menurut informasi, Bori bukan anggota KPPS yang bertugas di TPS tersebut, namun kebetulan TPS berada di rumah orang tuanya. Dalam peristiwa itu, Bori secara terang-terangan melarang saksi dari Partai Gerindra untuk menjalankan tugasnya. Bahkan, ia sempat mengucapkan ancaman disertai pernyataan yang mengundang perhatian.
“Silahkan laporkan saya, saya nggak takut,” ujar Bori sambil menepuk dadanya, merujuk pada saksi dari Partai Gerindra yang sedang berada di lokasi.
Merasa terintimidasi, saksi tersebut akhirnya memilih untuk mengundurkan diri. Kejadian ini menuai sorotan dari berbagai pihak, karena Bori tidak memiliki kewenangan untuk melarang atau mengatur saksi di lokasi TPS.
Seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekecewaannya terhadap insiden ini. “Ini jelas mencederai proses demokrasi. Semua pihak harusnya memahami aturan, apalagi posisi Bori bukan sebagai petugas resmi KPPS,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait mengenai langkah yang akan diambil atas insiden ini. Sementara itu, pihak Partai Gerindra dikabarkan tengah mempersiapkan langkah hukum untuk mengusut kasus intimidasi tersebut.
Kordinator Desa untuk saksi AD membentuk dan mendata personil yang akan di terjunkan sebagai saksi di setiap TPS.
Namun saksi RN yang sudah mengikuti Bintek mengundurkan diri dengan alasan tidak jelas.
Kemudian AD menunjuk penggantinya hal serupa terjadi saksi ke dua pun sama mengundurkan diri, tapi dengan alasan batuk.
Hal ini menjadi pertanyaan, ada apa dengan para saksi tersebut, ternyata mereka mendaptkan intimidasi dari oknum salah satu tim pemenangan paslon 02.
“Dua kali saya mengganti saksi dan semuanya mengundurkan diri, setelah di konfirmasi ternyata mereka ketakutan karena sudah di intimidasi”, papar AD.
Hal ini menyulut reaksi keras dari Gus Ikbal salah satu anggota DPRD Partai Gerindra yang telah menunjuk AD sebagai Kordes untuk menyiapkan para saksi Partai untuk setiap TPS.
“Kami akan telusuri kasus ini, jika memang di dalamnya terbukti ada pelanggaran maka kami akan proses secara hukum, Ujar Gus Ikbal melalui pesan WhatsApp.
(Red)